Info Terbaru 2022

Pemberontakan Apra

Pemberontakan Apra
Pemberontakan Apra

Pemberontakan Apra – Halo teman ContohSoal.co.id semua.! Pada pertemuan kali ini akan ContohSoal.co.id terangkan bahan perihal pemberontakan apra dengan lengkap mulai dari tujuan, akhir, latar belakang dan dampaknya. Namun dipertemuan sebelumnya ContohSoal.co.id juga telah membahas bahan perihal Sejarah Bahasa Indonesia Baiklah untuk lebih jelasnya mari kita simak ulasan dibawah ini.


Pengertian Apra


 Pada pertemuan kali ini akan ContohSoal Pemberontakan Apra


APRA(Angkatan Perang Ratu Adil) ialah merupakan suatu milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia.


Latar Belakang Pemberontakan APRA


APRA terjadi sesudah Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda. Dari hasil Konferensi Meja Bundar telah didapatkan suatu bentuk negara Federal untuk Indonesia dengan nama RIS (Republik Indonesia Serikat).


Maka dari bentuk negara tersebut merupakan sebuah proses untuk kembali ke NKRI, alasannya ialah memang hampir semua masyarakat dan perangkat pemerintahan di Indonesai tidak oke dengan bentuk negara federal.


Namun juga tidak sedikit yang tetap menginginkan Indonesia dengan bentuk negara federal, hal ini mengakibatkan banyak pemberontakan-pemberontakan atau kekacauan-kekacauan yang terjadi pada ketika itu.


Dalam pemberontakan dilakukan oleh golongan tertentu yang mendapat pertolongan dari Belanda alasannya ialah merasa takut apabila Belanda meninggalkan Indonesia maka haknya atas Indonesia akan hilang.


Tujuan Pemberontakan


Tujuan Westerling untuk membentuk APRA ialah mengganggu prosesi legalisasi kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27Desember1949.


Upaya itu dihalangi oleh Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda. Kemudian tujuan lainnya ialah biar sanggup mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan adanya tentara tersendiri pada negara potongan RIS.


Jalannya Pemberontakan


Pemberontakan yang dijalankan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh mantan Kapten KNIL Raymond Westerling bukanlah pemberontakan yang dilancarkan secara spontan.


Pemberontakan ini telah direncanakan semenjak beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.


Pada 25 Desember 1949 malam, sekitar pukul20.00Westerling menghubungi Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda untuk menanyakan bagaimana pendapat van Vreeden perihal rencananya untuk melaksanakan perebutan kekuasaan terhadap Soekarno sesudah penyerahan kedaulatan dari Belanda terhadap Indonesia.


Van Vreeden memang sudah mendengar banyak sekali rumor, antara lain ada sekelompok militer yang akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan, tidak terkecuali rumor mengenai pasukan yang dipimpin oleh Westerling.


adapun yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949 tersebutialah Jenderal van Vreeden dalam memperingatkan Westerling biar tidak melaksanakan tindakan menyerupai apa yang diungkapkan padanya.


Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya ialah sebuah ultimatum. Westerling menuntut biar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.


Pemerintah RIS harus memperlihatkan tanggapan aktual terkait ultimatum tersebut dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar.


Ultimatum Westerling tersebut tentu mengakibatkan kegelisahan tidak saja di kalangan RIS, namun juga di pihak Belanda dan dr. H.M.Hirschfeld dan Nederlandse H yang merupakan Commissaris (Komisaris Tinggi Belanda) yang gres datang di Indonesia.


Dampak Pemberontakan


Apabila diperhatikan pada latar belakangnya dalam pemberontakan yang dilakukan oleh APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang diseketuai oleh Raymond Pierre Westerling tersebut bertujuan untuk memperoleh legalisasi dari pemerintah RIS yang ingin diakui sebagai tentara Pasundan.


Dengan kata lain tujuan pemberontakan tersebut ialah untuk mempertahankan pemerintahan Republik Federal dan tidak membutuhkan adanya penyerahan kedaulatan serta adanya tentara tersendiri di negara-negara potongan RIS. Sehingga terjadilah pemberontakan APRA tersebut yang berlangsung di kawasan Bandung.


Akhir Gerakan Apra


Pada ketika terjadinya Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta  pada23 Januari1950 ialah merupakan sebuah kejadian yang  di mana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang pimpinan oleh Kapten KNIL.Raymond.Westerling yang merupakan bekas mantan komandan  (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam Tentara Nasional Indonesia yang mereka temui.


Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.


Pemerintah RIS menempuh dua cara untuk menumpas pemberontakan APRA di Bandung. yakni dengan cara melaksanakan sebuah tekanan terhadap pimpinan tentara Belanda dan melaksanakan operasi militer.


Kemudian Perdana Menteri RIS Moh.Hatta telah mengutus beberapa pasukannya untuk pergi ke Bandung untuk mengadakan negosiasi dengan Komisaris Tinggi Belanda di Jakarta.


Maka dari negosiasi tersebut menghasilkan bahwa Westerling didesak untuk meninggalkan kota Bandung. Gerakan APRA semakin terdesak dan terus dikejar oleh pasukan APRIS bersama rakyat, dan kesannya gerakan APRA sanggup ditumpas.


 


Nah demikianlah bahan pembahasan kali ini perihal pemberontakan apra, semoga bermanfaat bagi teman semua.


Artikel Lainnya :




Advertisement

Iklan Sidebar